Di daerah pesisir dan sentra peternakan Ikan terkadang kesulitan untuk menyalurkan hasil Ikan mereka saat hasilnya melimpah. Salah satu cara yang biasa dilakukan untuk menanganinya adalah melakukan pengawetan dengan proses penggaraman. Dengan Penggaraman ini hasil perikanan mereka akan lebih awet dan tahan lama untuk disimpan.
Selain Penggaraman, mengolah Ikan dengan cara Pengasapan juga bisa menjadi pilihan yang tepat. Ikan hasil pengasapan ini memiliki daya tahan/awet, aroma, dan rasa yang khas. Dengan demikian diharapkan harga jualnya juga akan meningkat. Hal ini tentu akan sangat bermanfaat bagi para Petani Ikan tersebut. Di sisi lain hal ini juga akan membuka lapangan perkerjaan baru.
Sebenarnya Proses Pengasapan Ikan tidaklah sulit. Mesin pengolah ikan dengan asap bisa kita buat sendiri dengan bahan yang mudah didapat. Salah satunya sistem pengasapan yang biasa dilakukan petani (tradisional) adalah dengan menggunakan rumah pengasapan model para-para (sistem terbuka) dan model rumah pengasapan sistem tertutup yang menggunakan rak bertingkat.
Kapasitas rumah pengasapan dibuat sama yaitu 150 kg ikan basah. Pada teknologi petani seperti ini, ikan dibersihkan dengan membuang insang dan bagian perutnya, dicuci bersih, dan ditiriskan. Selanjutnya, ikan disusun dalam rumah berbentuk parapara yang terbuat dari bambu dengan pengasapan sistem terbuka (Gambar 4).
Untuk teknologi introduksi, ikan dibersihkan dengan membuang insang dan bagian perutnya, dicuci bersih dan ditiriskan 5-10 menit untuk mengurangi kadar air pada ikan. Selanjutnya, ikan disusun dalam rumah asap di atas rak bertingkat dengan sistem pengasapan tertutup. Selama pengasapan 0-8 jam suhu diatur 65o C, dan 8-12 jam suhu 80o C.
Bahan bakar yang digunakan adalah kayu sebagai starter. Untuk pengasapan selanjutnya digunakan sabut kelapa dan serbuk gergaji. Setelah selesai pengasapan, ikan dibiarkan beberapa saat (diangin-anginkan) agar tidak berjamur. Sebelum ikan hasil pengasapan disimpan, dilakukan uji organoleptik yang meliputi rasa, warna, aroma, dan tekstur. Selanjutnya ikan disimpan dalam suhu kamar dengan dibungkus dalam kardus yang telah dilapisi kertas koran.
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah bahan bakar dan waktu yang dibutuhkan untuk pengasapan. Untuk mengetahui mutu ikan hasil pengasapan dari masing-masing teknologi dilakukan uji organoleptik yang meliputi rasa, warna, aroma, dan tekstur hasil olahan.
Buletin Teknik Pertanian Vol.9, No.1, 2004
Baca Juga: Membuat mesin Pengasapan Ikan Bertingkat
Selain Penggaraman, mengolah Ikan dengan cara Pengasapan juga bisa menjadi pilihan yang tepat. Ikan hasil pengasapan ini memiliki daya tahan/awet, aroma, dan rasa yang khas. Dengan demikian diharapkan harga jualnya juga akan meningkat. Hal ini tentu akan sangat bermanfaat bagi para Petani Ikan tersebut. Di sisi lain hal ini juga akan membuka lapangan perkerjaan baru.
Sebenarnya Proses Pengasapan Ikan tidaklah sulit. Mesin pengolah ikan dengan asap bisa kita buat sendiri dengan bahan yang mudah didapat. Salah satunya sistem pengasapan yang biasa dilakukan petani (tradisional) adalah dengan menggunakan rumah pengasapan model para-para (sistem terbuka) dan model rumah pengasapan sistem tertutup yang menggunakan rak bertingkat.
Kapasitas rumah pengasapan dibuat sama yaitu 150 kg ikan basah. Pada teknologi petani seperti ini, ikan dibersihkan dengan membuang insang dan bagian perutnya, dicuci bersih, dan ditiriskan. Selanjutnya, ikan disusun dalam rumah berbentuk parapara yang terbuat dari bambu dengan pengasapan sistem terbuka (Gambar 4).
Untuk teknologi introduksi, ikan dibersihkan dengan membuang insang dan bagian perutnya, dicuci bersih dan ditiriskan 5-10 menit untuk mengurangi kadar air pada ikan. Selanjutnya, ikan disusun dalam rumah asap di atas rak bertingkat dengan sistem pengasapan tertutup. Selama pengasapan 0-8 jam suhu diatur 65o C, dan 8-12 jam suhu 80o C.
Bahan bakar yang digunakan adalah kayu sebagai starter. Untuk pengasapan selanjutnya digunakan sabut kelapa dan serbuk gergaji. Setelah selesai pengasapan, ikan dibiarkan beberapa saat (diangin-anginkan) agar tidak berjamur. Sebelum ikan hasil pengasapan disimpan, dilakukan uji organoleptik yang meliputi rasa, warna, aroma, dan tekstur. Selanjutnya ikan disimpan dalam suhu kamar dengan dibungkus dalam kardus yang telah dilapisi kertas koran.
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah bahan bakar dan waktu yang dibutuhkan untuk pengasapan. Untuk mengetahui mutu ikan hasil pengasapan dari masing-masing teknologi dilakukan uji organoleptik yang meliputi rasa, warna, aroma, dan tekstur hasil olahan.
Buletin Teknik Pertanian Vol.9, No.1, 2004
Baca Juga: Membuat mesin Pengasapan Ikan Bertingkat