Hari Valentine Day, sebuah hari yang dirayakan oleh hampir sebagian besar manusia di dunia. Di zaman modern ini banyak yang merayakan hari Valentine yang jatuh tanggal 14 februari sebagai ungkapan rasa cinta kasih seseorang manusia, terutama kepada pasangan mereka. Sebuah hari yang sangat dinantikan bagi mereka terlebih kaum muda untuk bertukar atau saling memberikan ucapan dan ungkapan rasa cinta kepada orang yang dicintainya.
Tapi tahukah Anda bagaimana sejarah berawalnya perayaan hari valentine tersebut? Mungkin Andatelah berulang kali merayakannya, tetapi mungkin kita malah tidak tahu apa sebenarnya dan makna yang terkandung di hari valentine itu.
1. Konon hari valentine berawal dari seorang santo atau martir (orang yang disucikan) bernama Valentinus. Dari namanya inilah istilah hari Valentine muncul. Valentinus adalah seorang calon uskup di Roma pada tahun 143 yang mana dia sangat mengedepankan aspek ritual dan romantisme dalam ajarannya, terutama salah satunya adalah ritual penebusan dosa.
Pada zaman itu kekuatan pemuda sebagai serdadu perang sangat dibutuhkan oleh kaisar Romawi, Claudius II. Bersamaan muncul anggapan bahwa kekuatan seorang pemuda menjadi lebih besar saat mereka belum menikah. Akhirnya kaisar Romawi memutuskan melarang serdadunya untuk menikah.
Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II yang berwatak keras, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka. Tetapi pada akhirnya kaisar mengetahui dan memenjarakannya. Di dalam penjara itu dia pernah dirawat oleh seorang wanita yang akhirnya Valentinus jatuh cinta kepadanya.
Suatu hari sebelum Santo Valentinus meninggal, ia menulis sebuah pernyataan cinta dalam sebuah surat kepada wanita itu yang dititipkan kepada sipir penjaranya yang tertulis, "Dari Valentinusmu".
Mungkin dari kisah inilah berawal kebiasaan orang-orang mengirimkan surat cinta kepada pasangan mereka.
2. Kisah lainnya dari berkaitan munculnya perayaan hari valentine Menurut Ensiklopedi Katolik, bahwa nama Valentinus diduga merujuk kepada tiga martir atau santo yang berbeda. Pastur di Roma, uskup Interamna (modern Terni), dan martir di provinsi Romawi Afrika.
Hubungan antara ketiga martir tersebut dengan hari valentine tidaklah jelas. Bahkan Paus Gelasius I sendiri (tahun 496) menyatakan sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir tersebut. Namun tanggal 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan bagi santo Valentinus. Ada juga yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Zaman berikutnya, sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus yang diidentifikasi sebagai jenazah Santo Valentinus. Sisa-sisa kerangka tersebut kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Sisa-sisa kerangka ini dahulu diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836.
Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja tersebut pada hari Valentine (14 Februari), di mana peti dari emas tersebut diarak dalam sebuah prosesi dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu dilakukan sebuah misa yang khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Tetapi kemudian hari raya ini dihapus dari kalender gereja tahun 1969 sebagai bagian dari usaha untuk menghapus santo-santo yang asal-muasalnya tidak jelas, meragukan dan hanya berdasar pada legenda saja. Namun peringatan seperti ini masih dirayakan pada saat-saat tertentu.
3. Mitos dan kepercayaan hari Valentine juga berasal dari peringatan perayaan dari bangsa Romawi kuno. Romawi kuno adalah sebuah bangsa paganis (penyembah berhala) semenjak lebih dari 17 abad silam. Hari valentin tersebut merupakan ungkapan dalam agama bangsa Romawi sebagai wujud kecintaan terhadap sesembahan mereka.
Perayaan Valentine's Day memiliki akar sejarah berupa beberapa kisah yang turun-temurun dan tidak jelas pada bangsa Romawi sampai pada zaman sekarang ini. Kisah yang paling populer adalah keyakinan bahwa bangsa Romawi dahulu yang meyakini bahwa Romulus (pendiri kota Roma) disusui oleh seekor serigala betina, sehingga serigala itu memberinya kekuatan fisik dan kecerdasan pikiran.
Bangsa Romawi memperingati peristiwa itu pada pertengahan bulan Februari setiap tahun dengan peringatan yang meriah. Di antara ritualnya adalah dengan menyembelih seekor anjing dan kambing betina, lalu melumurkan darahnya kepada dua pemuda perkasa. Kemudian keduanya mencuci darah itu dengan susu. Setelah itu dimulailah pawai besar dengan kedua pemuda tadi berjalan di depan rombongan.
Tidak sampai di situ, keduanya juga membawa dua potong kulit yang mereka gunakan untuk melumuri segala sesuatu yang mereka jumpai. Para wanita Romawi sengaja menghadap kepada lumuran itu dengan senang hati, karena meyakini dengan itu mereka akan dikaruniai kesuburan dan melahirkan dengan mudah.
Beberapa asal-muasal hari valentin di atas pada intinya adalah tidak jelas. Bahkan cenderung hanya berupa legenda dan mitos tanpa dasar. Itulah sebabnya pihak gereja sendiri (tahun 1969) berusaha menghapuskan hari valentin itu dari kalender mereka. Kita yang sudah mengetahuinya alangkah baiknya merubah kebiasaan kita dengan melalui tanggal 14 februari sebagaimana hari biasa tanpa kekhususan dan perayaan sedikitpun.
Alangkah baiknya jika kita menghindari perilaku yang tidak baik, amoral, dan melindungi diri dari dampak buruknya. Tidak ikut-ikutan tanpa dasar yang jelas. Karena juga sudah banyak diketahui, terjadi peningkatan tindak kejahatan (asusila) saat puncak perayaan hari valentin tersebut. Semoga kita terhindar darinya.
Pencarian hari valentine:
Tapi tahukah Anda bagaimana sejarah berawalnya perayaan hari valentine tersebut? Mungkin Andatelah berulang kali merayakannya, tetapi mungkin kita malah tidak tahu apa sebenarnya dan makna yang terkandung di hari valentine itu.
1. Konon hari valentine berawal dari seorang santo atau martir (orang yang disucikan) bernama Valentinus. Dari namanya inilah istilah hari Valentine muncul. Valentinus adalah seorang calon uskup di Roma pada tahun 143 yang mana dia sangat mengedepankan aspek ritual dan romantisme dalam ajarannya, terutama salah satunya adalah ritual penebusan dosa.
Pada zaman itu kekuatan pemuda sebagai serdadu perang sangat dibutuhkan oleh kaisar Romawi, Claudius II. Bersamaan muncul anggapan bahwa kekuatan seorang pemuda menjadi lebih besar saat mereka belum menikah. Akhirnya kaisar Romawi memutuskan melarang serdadunya untuk menikah.
Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II yang berwatak keras, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka. Tetapi pada akhirnya kaisar mengetahui dan memenjarakannya. Di dalam penjara itu dia pernah dirawat oleh seorang wanita yang akhirnya Valentinus jatuh cinta kepadanya.
Suatu hari sebelum Santo Valentinus meninggal, ia menulis sebuah pernyataan cinta dalam sebuah surat kepada wanita itu yang dititipkan kepada sipir penjaranya yang tertulis, "Dari Valentinusmu".
Mungkin dari kisah inilah berawal kebiasaan orang-orang mengirimkan surat cinta kepada pasangan mereka.
2. Kisah lainnya dari berkaitan munculnya perayaan hari valentine Menurut Ensiklopedi Katolik, bahwa nama Valentinus diduga merujuk kepada tiga martir atau santo yang berbeda. Pastur di Roma, uskup Interamna (modern Terni), dan martir di provinsi Romawi Afrika.
Hubungan antara ketiga martir tersebut dengan hari valentine tidaklah jelas. Bahkan Paus Gelasius I sendiri (tahun 496) menyatakan sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir tersebut. Namun tanggal 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan bagi santo Valentinus. Ada juga yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Zaman berikutnya, sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus yang diidentifikasi sebagai jenazah Santo Valentinus. Sisa-sisa kerangka tersebut kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Sisa-sisa kerangka ini dahulu diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836.
Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja tersebut pada hari Valentine (14 Februari), di mana peti dari emas tersebut diarak dalam sebuah prosesi dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu dilakukan sebuah misa yang khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Tetapi kemudian hari raya ini dihapus dari kalender gereja tahun 1969 sebagai bagian dari usaha untuk menghapus santo-santo yang asal-muasalnya tidak jelas, meragukan dan hanya berdasar pada legenda saja. Namun peringatan seperti ini masih dirayakan pada saat-saat tertentu.
3. Mitos dan kepercayaan hari Valentine juga berasal dari peringatan perayaan dari bangsa Romawi kuno. Romawi kuno adalah sebuah bangsa paganis (penyembah berhala) semenjak lebih dari 17 abad silam. Hari valentin tersebut merupakan ungkapan dalam agama bangsa Romawi sebagai wujud kecintaan terhadap sesembahan mereka.
Perayaan Valentine's Day memiliki akar sejarah berupa beberapa kisah yang turun-temurun dan tidak jelas pada bangsa Romawi sampai pada zaman sekarang ini. Kisah yang paling populer adalah keyakinan bahwa bangsa Romawi dahulu yang meyakini bahwa Romulus (pendiri kota Roma) disusui oleh seekor serigala betina, sehingga serigala itu memberinya kekuatan fisik dan kecerdasan pikiran.
Bangsa Romawi memperingati peristiwa itu pada pertengahan bulan Februari setiap tahun dengan peringatan yang meriah. Di antara ritualnya adalah dengan menyembelih seekor anjing dan kambing betina, lalu melumurkan darahnya kepada dua pemuda perkasa. Kemudian keduanya mencuci darah itu dengan susu. Setelah itu dimulailah pawai besar dengan kedua pemuda tadi berjalan di depan rombongan.
Tidak sampai di situ, keduanya juga membawa dua potong kulit yang mereka gunakan untuk melumuri segala sesuatu yang mereka jumpai. Para wanita Romawi sengaja menghadap kepada lumuran itu dengan senang hati, karena meyakini dengan itu mereka akan dikaruniai kesuburan dan melahirkan dengan mudah.
Beberapa asal-muasal hari valentin di atas pada intinya adalah tidak jelas. Bahkan cenderung hanya berupa legenda dan mitos tanpa dasar. Itulah sebabnya pihak gereja sendiri (tahun 1969) berusaha menghapuskan hari valentin itu dari kalender mereka. Kita yang sudah mengetahuinya alangkah baiknya merubah kebiasaan kita dengan melalui tanggal 14 februari sebagaimana hari biasa tanpa kekhususan dan perayaan sedikitpun.
Alangkah baiknya jika kita menghindari perilaku yang tidak baik, amoral, dan melindungi diri dari dampak buruknya. Tidak ikut-ikutan tanpa dasar yang jelas. Karena juga sudah banyak diketahui, terjadi peningkatan tindak kejahatan (asusila) saat puncak perayaan hari valentin tersebut. Semoga kita terhindar darinya.
Pencarian hari valentine: