Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Ahmad Erani Yustika mengatakan, inovasi teknologi tepat guna (TTG) merupakan keniscayaan untuk menyelesaikan beberapa persoalan yang ada di Indonesia.
“Karena itu kalau TTG bisa dikembangkan dengan baik, saya rasa bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di desa,” ujar Erani dalam Forum Komunikasi Inovator dan Pengelolan Posyantek TTG di Gedung Makarti Muktitama, Kementerian DPDTT, Rabu (11/5).
Erani meyakini percepatan perkembangan inovasi TTG dapat terjadi, apalagi data dari Global Inovation Indeks memperlihatkan, Indonesia termasuk negara yang mengalami percepatan inovasi dalam hal teknologi tepat guna. Pada 2013, posisi percepatan inovasi TTG di Indonesia sudah berada di posisi 31 dari 141. Sementara posisi teknologinya, Indonesia berada di posisi 77 dari 144 negara yang di survei.
“Jadi berpedoman pada Global Inovation Indeks, ada harapan besar inovasi di Indonesia sangat melimpah. Nanti inovasi tepat guna bisa menjadi bahasa baru ke depan, yang menentukan produktivitas ekonomi bukan lagi terletak pada SDM dan modal social, tapi lebih pada sisi inovasi dan TTG,” ujarnya.
Menurut Erani, ada dua persoalan pokok dalam proses pengembangan inovasi TTG yang harus segera diselesaikan. Yaitu, teknologi di Indonesia belum menjadi isu utama. Hal tersebut bisa dilihat dari anggaran untuk kepentingan reseach dan development yang masih rendah.
“Sampai saat ini harus diakui dengan jujur, kita masih menyusun persoalan yang mengarah kepada isu kebutuhan pokok. Dari APBN, itu (anggaran inovasi TTG,red) masih kurang dari 2 persen. Dari sisi ini, anggaran dan insentif belum didapatkan,” ujarnya.
Persoalan kedua, kata Erani, terletak pada lingkungan bisnis di Indonesia. Penemuan teknologi di negara lain mendapat sokongan kuat pihak swasta, yakni dunia bisnis. Sementara di dalam negeri, reseach dan inovasi lebih banyak disokong oleh pemerintah.
Jadi saya rasa perlu menerjemahkan inovasi teknologi menjadi mainset. Karena sudah terlalu lama tidak menyentuh inovasi teknologi. Kelompok inovator ini sebenarnya adalah kelompok paling elite di bangsa ini,” ujar Erani.(gir/jpnn)